HALLO SULTRA - Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev secara terang-terangan mengatakan militer Rusia akan mengerahkan senjata nuklir dan rudal hipersonik jika Finlandia dan Swedia bergabung aliansi North Atlantic Treaty Organization (NATO).
NATO dalam bahasa Indonesia disebut dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara. NATO juga dikenal sebagai Aliansi Atlantik Utara.
NATO diresmikan pada 4 April 1949. NATO merupakan organisasi militer internasional yang bertujuan untuk keamanan bersama para anggotanya.
Baca Juga: Sudah Masuk Waktu Imsak, Namun Belum Mandi Junub, Apakah Tetap Sah Puasanya?
Dmitry Medvedev juga menyebutkan tidak ada lagi pembicaraan Baltik yang bebas nuklir.
"Tidak ada lagi pembicaraan tentang status bebas nuklir untuk Baltik - keseimbangan harus dipulihkan," kata Medvedev, yang juga mantan Presiden Rusia era 2008-2012, dikutip dari Reuters, Kamis, 14 April 2022.
Medvedev berharap Finlandia dan Swedia memiliki logika. Jika tidak, katanya, mereka harus hidup dengan senjata nuklir dan rudal hipersonik di dekat rumah.
Rusia memiliki persenjataan hulu ledak nuklir terbesar di dunia. China dan Amerika Serikat juga menjadi pemimpin global dalam teknologi rudal hipersonik.
Baca Juga: Ketua Dekranas Kota Kendari Apresiasi Produk Usaha Binaan Lapas Perempuan Kelas 3A
Finlandia meraih kemerdekaan dari Rusia pada tahun 1917 dan berperang dua kali selama Perang Dunia 2 yang membuat kehilangan beberapa wilayah.
Baru-baru ini, Perdana Menteri Finlandia, Sanna Marin sedang mempertimbangkan bergabung dengan NATO dan akan diputuskan dalam beberapa pekan ke depan.
Sementara itu, Swedia belum pernah berperang selama 200 tahun. . Kebijakan luar negeri negara Nordik ini telah difokuskan pada mendukung demokrasi dan perlucutan senjata nuklir.***
Artikel Terkait
Kunjungan Wisatawan Australia ke Indonesia Turun Drastis dari 1,4 Juta Menjadi 220 Wisatawan
20 Tahun Komunitas Gamelan Bali Bertahan di Negara Bagian Montana
KBRI Kuala Lumpur Fasilitas Pemulangan 8 Orang Pekerja Migran Indonesia
Rusia Menduga Pasukan Ukraina Membunuh Rakyatnya Sendiri Sebab Minta Tinggalkan Chernigov
Selama 8 Hari, Kasus Covid-19 di Shanghai China di Atas 10 Ribu